JAKARTA, gemainvestigasi.com - Kurs rupiah melemah sangat tipis terhadap dolar di akhir pekan, setelah data inflasi Amerika Serikat bulan Desember 2023 tadi malam ternyata masih lebih kuat melebihi perkiraan.
Mengutip data Bloomberg, Jumat (12/1) pukul 15.00 WIB, kurs rupiah akhirnya ditutup pada level Rp15.550 per dolar AS, melemah 2 poin atau 0,01% dibandingkan Kamis sore (11/1) di level Rp15.548 per dolar AS.
Direktur PT. Laba Forexindo Berjangka, Ibrahim Assuaibi, mengatakan bahwa indeks dolar AS memang menguat hari ini. Penyebabnya inflasi CPI AS tumbuh sedikit lebih besar dari perkiraan pada bulan Desember 2023.
"Ditambah dengan tanda-tanda ketahanan pasar tenaga kerja baru-baru ini, memberikan kemungkinan yang lebih kecil bagi The Fed untuk mulai memangkas suku bunga acuan lebih awal," kata Ibrahim dalam keterangan tertulis sore ini.
Namun para pelaku pasar tampaknya telah meningkatkan taruhan mereka bahwa The Fed akan mulai menurunkan suku bunganya paling cepat pada bulan Maret 2024. Menurut alat CME Fedwatch, menunjukkan bahwa para pelaku pasar memperkirakan peluang sebesar 70,2% untuk pemotongan sebesar 25 basis poin pada tahun 2024, naik dari peluang 64,7% yang terlihat sehari yang lalu.
"Taruhan untuk penurunan suku bunga acuan lebih awal tetap ada bahkan ketika beberapa pejabat Fed menolak ekspektasi tersebut, mengingat inflasi masih tetap tinggi dan jauh di atas target tahunan bank sentral sebesar 2%," ujar Ibrahim.
Selain itu pasukan AS dan Inggris melancarkan serangkaian serangan terhadap kelompok Houthi yang bersekutu dengan Iran di Yaman, sebagai tanggapan atas serangan kelompok tersebut terhadap kapal-kapal di Laut Merah. Langkah ini juga menandai meluasnya perang Israel-Hamas, yang dipandang sebagai pendorong utama agresi Houthi baru-baru ini.
Di Asia, data ekonomi Tiongkok menunjukkan beberapa perkembangan positif. Data inflasi dan perdagangan Tiongkok mengisyaratkan beberapa tanda pemulihan di negara dengan perekonomian terbesar di Asia pada bulan Desember. Ini menjadi sentimen positif yang membantu membuat pelemahan kurs rupiah sangat tipis sore ini.
"Inflasi CPI meningkat sedikit dari bulan ke bulan, sementara ekspor tumbuh lebih besar dari perkiraan," jelas Ibrahim.
Di dalam negeri, Bank Indonesia (BI) mencatat indeks penjualan riil atau IPR per Desember 2023 sebesar 217,9. Angka ini tumbuh 0,1 persen secara tahunan (year on year/yoy). Kinerja penjualan eceran pada Desember 2023 diperkirakan tetap kuat. Secara bulanan, penjualan eceran juga diprakirakan meningkat, dengan pertumbuhan sebesar 4,8 persen (month to month/mtm).
Ini juga menjadi sentimen positif yang membuat pelemahan kurs rupiah sangat kecil dalam penutupan sore ini. "Hal ini sejalan dengan perayaan Hari Besar Keagamaan Nasional Natal dan libur tahun baru yang meningkatkan permintaan dalam negeri, serta strategi potongan harga dari retailer," pungkasnya.